Nira aren dihasilkan
dari penyadapan tongkol (tandan) bunga, baik bunga jantan maupun bunga betina dari pohon
arean. Akan tetapi biasanya, tandan bunga
jantan yang dapat menghasilkan nira dengan kualitas baik dan jumlah yang
banyak. Oleh karena itu, biasanya penyadapan nira hanya dilakukan pada tandan
bunga jantan.
Sebelum penyadapan
dimulai, dilakukan persiapan penyadapan yaitu :
- Memilih bunga jantan yang siap disadap, yaitu bunga jantan yang tepung sarinya sudah banyak yang jatuh di tanah. Hal ini dapat dilihat jika disebelah batang pohon aren, permukaan tanah tampak berwarna kuning tertutup oleh tepungsari yang jatuh.
- Pembersihan tongkol (tandan) bunga dan memukul-mukul serta mengayun ayunkannya agar dapat memperlancar keluarnya nira.
Pemukulan dan
pengayunan dilakukan berulang-ulang selama dua sampai tiga minggu dengan selang
dua hari pada pagi dan sore dengan jumlah pukulan kurang lebih 250 kali.
Untuk mengetahui,
apakah bunga jantan yang sudah dipukul-pukul dan diayun-ayun tersebut sudah
atau belum menghasilkan nira, dilakukan dengan cara menoreh (dilukai) tongkol
(tandan) bunga tersebut. Apabila torehan tersebut mengeluarkan nira maka bunga
jantan sudah siap disadap.
Penyadapan dilakukan
dengan memotong tongkol (tandan) bunga pada bagian yang ditoreh. Kemudian pada
potongan tongkol dipasang bumbung bambu sebagai penampung nira yang keluar.
Penyadapan nira
dilakukan 2 kali sehari - pagi dan sore. Pada setiap penggantian bumbung bambu dilakukan pembaharuan
irisan potongan dengan maksud agar saluran/pembuluh kapiler terbuka, sehingga
nira dapat keluar dengan lancar.
Setiap tongkol
(tandan) bunga jantan dapat dilakukan penyadapan selama 2 – 4 bulan sampai
tandan mengering. Hasil dari air aren dapat diolah menjadi gula aren, tuak,
cuka dan minuman segar.
Sumber: Modul
budidaya Aren ”BUDIDAYA YANG BAIK AREN
(Arenga pinnata (Wurmb) Merr.) Oleh: Marthen Theogives Lasut